Fatty Amine merupakan produk bernilai tinggi dengan selisih keuntungan antara COGS dan harga pasar mencapai 22-35%, sedangkan pasar dalam negeri 100% dipenuhi produk impor. Pasar Fatty Amine Global pada tahun 2021 telah mencapai 1,7 juta ton/tahun dengan CAGR sebesar 6,6%. Offtaker potensial dari produk Fatty Amine yang dihasilkan adalah industri Consumer goods.
Industri Fatty Amine berkapasitas 20 KTA memerlukan sekitar 24,5 KTA minyak kelapa sawit/crude palm oil (CPO) atau minyak inti sawit/crude palm kernel oil (CPKO). Bahan baku CPO dan CPKO dapat disuplai dari pabrik kelapa sawit (PKS) di sekitar Kota Bontang, terutama dari Kabupaten Kutai Timur sebagai kabupaten penghasil sawit terbesar di Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu lokasi Industri Fatty Amine didukung oleh lokasi yang strategis berdekatan dengan Pabrik Amoniak di KIE Bontang. Pihak pengelola KIE Bontang telah mengalokasikan lahan seluas 73,56 Ha di Blok Pengembangan 3. Pada blok pengembangan 3 saat ini dalam proses pematangan lahan. Kebutuhan industri Fatty Amine yaitu seluas 30 Ha. Pada Kawasan KIE sudah terfasilitasi dengan baik dari kebutuhan listrik, air, WWTP, gas nitrogen, steam, natural gas, dermaga dan lainnya. Infrastrtuktur penunjang yang telah tersedia meliputi infrastruktur jalan, bandara, dan pelabuhan. Industri Fatty Amine menghasilkan 3 produk utama yakni primary amine, secondary amine, dan tertiary amine dengan produk samping berupa gliserol. Proses produksi Fatty Amine dibuat dalam 2 tahap, yaitu hidrolisis CPO/CPKO menjadi asam lemak/Fatty Acid kemudian aminasi dan hidrogenasi asam lemak menjadi Fatty Amine. Proyek industri Fatty Amine ini dianggap layak secara keekonomian. (Sumber : Kementerian Investasi)